• Perusahaan yang Tidak Move On

    By Duta Academy  02 Maret 2022 Berita  949
    image

    Di sebuah Labirin hiduplah dua ekor tikus dan dua kurcaci. Setiap hari mereka pergi ke sebuah gudang yang berisi keju lezat yang menjadi kesukaan mereka. Keadaan ini berlangsung sangat lama sehingga mereka sudah terbiasa. Bahkan dua kurcaci merasa sangat nyaman dengan keadaan ini. Mereka bahkan membangun rumah dekat gudang keju itu. Dan mereka berpikir memiliki keju akan membawa kebahagiaan.


    Suatu hari terjadilah keanehan. Keju di di gudang sudah habis tidak bersisa. Kedua tikus yang setiap pagi datang ke tempat itu merasa tidak aneh karena mereka telah memperhatikan bahwa keju di tempat itu makin lama makin menipis. Seekor tikus berkata kepada Tikus yang lain, “Sniff, keju di tempat ini sudah habis. Ayo kita mencari lagi di tempat lain”. Sniff mengangguk, mengangkat hidungnya dan mulai mengendus. “Ayo Scurry, baunya ke arah sini”, kata tikus itu. Dan kedua tikus itu pun segera masuk ke labirin. Berbeda dengan kedua tikus, kedua kurcaci yang tiba di gudang malah bingung. Mereka merasa syok karena mereka tidak memperhatikan perubahan-perubahan kecil yang terjadi setiap hari pada gudang keju itu, sehingga mereka merasa yakin bahwa keju itu akan selalu tersedia bagi mereka. “APA?! Tidak ada keju?!”, kata kurcaci yang bernama Hem. “Siapa yang memindahkan Kejuku?!. Ini tidak adil!”, kata kurcaci itu. “Haw, kau jangan diam saja!”, katanya kepada kurcaci yang satu. Kurcaci itu hanya terpaku karena terguncang. Ia sama sekali tidak siap mengahadapi hal ini. Baginya menemukan keju berarti menemukan rasa aman, bahkan ia sudah bercita-cita tinggal di rumah keju yang nyaman. Malam itu kedua kurcaci pulang ke rumah dalam keadaan lapar dan gundah.


    Keesokan harinya. Kedua kurcaci kembali ke gudang keju. Mereka berharap hari ini gudang itu akan terisi penuh dengan keju kembali. Namun keadaan masih seperti kemarin. Salah seorang kurcaci mulai memperhatikan keadaan sekelilingnya.Ia mulai menyadai bahwa kedua tikus tidak ada disana. “Hem, ngomong-ngomong kedua tikus itu dimana? Apa mereka mengetahui apa yang tidak kita ketahui?”, kata kurcaci itu. “Ah mereka hanya tikus, Haw, Kita kurcaci lebih pintar dari tikus-tikus itu”, kata kurcaci yang lain. “Aku tahu kita lebih pintar. Namun situasi di sini telah berubah, Hem. Mungkin kita perlu berubah dan melakukan hal yang berbeda”. “Ah mengapa kita harus berubah! Kita kurcaci , kita beda dari mereka”, kata kurcaci Hem. “ini disebabkan orang lain, maka kita harus mencari tahu”, katanya lagi. “Menurutku kita harus berhenti menganalisa situasi ini dan mulai pergi mencari Gudang Keju yang baru”, kata kurcaci yang lain. Sementara kedua kurcaci masih memutuskan apa yang mereka lakukan, kedua tikus sudah keluar masuk lorong dan koridor yang ada dalam labirin. Mereka tidak memikirkan hal lain selain mencari Gudang keju yang baru. Dan sampai akhirnya kedua tikus itu tiba di sebuah bagian labirin yang belum pernah mereka datangi sebelumnya: Gudang Keju Baru. Mereka memekik kegirangan. Mereka menemukan persediaan keju yang sangat banyak. Bahkan tempat baru itu memiliki keju lebih banyak dari gudang sebelumnya.
    Hari berganti. Kedua kurcaci itu kembali ke gudang keju lama. Mereka tampak lesu. Sebab mereka tidak bisa tidur nyenyak memikirkan keju yang lenyap di gudang itu. Eh Haw, kau bawa kotak peralatan?, tanya kurcaci Hem. “Aku bawa”, kata kurcaci lainnya. “Keju itu mungkin masih di sekitar sini, mungkin mereka menyembunyikannya. Mungkin jika mereka berkerja lebih keras lagi kita akan menemukan bahwa tidak ada perubahan besar. Mereka mengeluarkan palu dan pahat dari kotak peralatan mereka. Mereka mulai memukul-mukulkan palu sampai mereka membuat lubang di gudang itu, namun mereka tidak menemukan keju itu. Lelah dan kecewa , di tambah perut yang lapar, membuat kedua kurcaci itu menghentikan apa yang mereka lakukan.


    Kisah ini sangat relevan dengan kondisi saat ini
    Kurcaci menggambarkan perusahaan yang tidak move on. Dimana tahun-tahun sebelumnya menikmati margin yang cukup tinggi, bahkan bonus karyawannya berpuluh-puluh kali. Perusahaan ini berharap setelah Pandemi keadaan akan berubah seperti semula, dengan kerja keras, berharap keju akan kembali lagi.


    Tikus menggambarkan perusahaan yang sigap, karena ia menyadari dari hari ke hari marginnya semakin tipis, dan dia berhasil menemukan terlebih dahulu, tempat keju yang baru, dimana persediaan keju disana masih cukup banyak.


    Diceritakan oleh Dr Indrawan Nugroho

    <!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]-->


Artikel Terkait :